Inginku melihat mentari
Rasakan hangatnya sinar
Setiap hari
jam
menit
detik
Lalu aku harus bertanya pada siapa
Mungkin tiada cinta
apalagi sayang
Ini hanya sesaat...
Tersapu waktu lalu menghilang
Bisakah...
Mampukah...
Dulu ku mampu melepas mentari tenggelam dengan senyum penuh ikhlas
di sebuah gerbang yang menyimpan penuh cerita ku lambaikan tangan
Dan berkata...
Selamat tinggal...
Mungkin ini kali terakhir ku bersua
Sebab mentari kan beredar mengitari bumi...
Entah dimana...
Tapi ternyata Tuhan menggariskan bumi bersua dengan mentari
pada keesokan harinya
terus begitu
hingga bunga-bunga pun bermekaran menghiasi taman
tempat bersenda gurau menikmati fajar dan senja...
Tapi kini
belum sampai pada melepas...
Membayangkan esok mentari takkan terbit lagi saja
rasanya tak sanggup
Lambaian tanganku pun terasa hampa
Tangis pun tak sanggup keluar
Sebab tak mampu terlontar kata
Meski membatin pun tak lagi ku sanggup....
Kulihat mentari beranjak tenggelam
lunglai kulihat
Pertanda hampa
kecewa pada titik puncak
pada jarak yang tak lagi bersahabat...
Akan kah bersua kembali rasa?
Jika saling kecewa yang di rasa...
tak ada tanda rona kehidupan hadirkan senyum
tak ada
tak ada
Monday, 29 April 2013
Mungkin Tak Ada
Posted by setetes.embunpagi at 06:14
Labels: (disaat jiwa tak lagi sanggup berjalan dalam kabut), rasa
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
1 comments:
tidak ada yang tidak mungkin jika Tuhan telah berkehendak,
mungkin saja ada :)
Post a Comment