ingin
hilang........
Tuesday, 1 December 2009
Wednesday, 18 November 2009
TETAP BERTAHAN DENGAN HARAPAN
Rumah,tempatku berdiri sekarang
Bukan tak mungkin tuk roboh
Pabila penghuni-penghuni
meninggalkannya tanpa merawat dan menjaga
sebenarnya aku masih takut
karena benang yg kusut itu belum terurai
Tapi yang aku tahu dengan pasti
Bahwa saat ini aku bisa hadapi apapun (semoga)
Bukan karena aku berani
Tapi...
Karena masih ada harapan
*Dan harapan itu sendiri
Bukanlah keyakinan hal ihwal akan sesuatu yang berjalan dengan baik
Melainkan merasa bahwa pasti ada sesuatu yang bukan omong kosong dalam semua ini
Apapun yang akan terjadi pada akhirnya...
Dan aku pun berdiri disini tak sendiri
Karena bukan hanya aku yang ingin melihat bangunan ini tetap berdiri kokoh
Melindungi dan memberi rasa nyaman bagi para penghuninya
Tetapi kami semua takkan pernah membiarkan
Apa yang telah terbangun menjadi hancur sia-sia
Tiada bersisa
Bahwa mempertahankan apa yang ada demikian sulitnya
Daripada kita meraihnya
Karena banyak rintangan yang menggoda kita untuk berhenti
Bukan berarti kita hanya berpangku tangan dan berdiam diri
Justru hal itulah yang harusnya mendorong kita untuk tetap bergerak bukan berhenti
Karena berhenti itu mati
*diambil dari Goenawan Mohammad mengutip Havel dalam catatan pinggir akhir tahun 2004 majalah tempo
Posted by setetes.embunpagi at 22:37 2 comments
Tuesday, 17 November 2009
sebuah awal keberadaan suatu peradaban baru
ketika bumi itu harus berputar
berputarlah ia..meski ragany tak lagi sanggup menampung ratusan juta penduduk yang telah habiskan dayanya
percaya atau tidak
itu hanya sugesti semata
yang kian merasuk tatkala tenang dalam trans
dan tatkala aneka penghuni tata surya bersinergi dalam satu orbit
maka tak dapat terbantahkan kekuatan jiwa tuk bangun penghidupan
bukan penghancuran
ketika ketetapan-Nya pun berubah hanya jika makhluk berpikir itu miliki hasrat tuk berubah
Posted by setetes.embunpagi at 08:31 0 comments
Friday, 6 November 2009
saat harap dan sesak rindu berpadu
pun jiwa itu
ada isak pada helaan nafasnya
pun tanpa air
ia menangis..
tak kuasa tuk bendung semua rasa
pada sebuah titik itupun
ia berjanji tuk dirinya sendiri
tuk memberi yang terbaik..
*salam cinta dan rindu yang mendalam ananda haturkan..
Posted by setetes.embunpagi at 07:17 2 comments
Labels: pada saat jiwa merindu
Monday, 12 October 2009
tak lagi
hitam kelam..
tanpa warna cerah berhias di langit jiwa
tak mampu tuk menatap
tak lagi bisa menutupi..
tak ada tempat dan waktu baginya tuk membenamkan segala penat
terus bergulir
jiwa tanpa warna tak lagi rasakan hangat dunia menerima hadir diri dalam selimut kesemrawutan..
Posted by setetes.embunpagi at 02:45 2 comments
Labels: titik dimana cerah tak lagi ada
Wednesday, 26 August 2009
benang-benang itu terajut..
Mulai terajut..
Seketika ada kehangatan yg merasuk pada sukmanya
Ada pancaran bahagia terpancar pada wajah
Fluktuasi emosi bermain disana..
Ada saatnya air mata haru itu menetes
Ada gelak tawa tunjukkan kenyamanan hati
mengikuti alur kebahagian yg mengiringi waktu
Ada pula pekikan kata-kata penyemangat yang bergema dari segala penjuru..
Ada saat ketika semua terdiam tanpa gerak dan suara
Seketika suasana mencekam
Berusaha mendengar setiap kata yang terucap
Semua itu kerap berganti hanya dalam hitungan menit.. bahkan detik..
Detik itu mereka menangis..
Namun sedetik kemudian senyum dan tawa itu hadir
Itulah OSMARU Aishiteru Psikologi 2009
Di Program Studi Psikologi Fakultas Kedokteran
Universitas Sebelas Maret
Dari tanggal 24-26 Agustus 2009
Tapi fluktuasi emosi itu sebenarnya kerap ita rasakan pada hidup yg sebenarnya..
*
SELAMAT DATANG UNTUK MARUU 2009
Selamat Bergabung dengan Keluarga Besar Psikologi UNS
Semoga kita dapat bekerja sama dalam setiap kesempatan untuk mengharumkan
nama Psikologi UNS,,,
Maaf apabila selama osmaru ini saya sebagai panitia dan individu
Sering menyakiti hati adik-adik maru 2009
Dan menyakiti hati rekan-rekan panitia, SC, pada khususnya dan Jajaran Himapsi pada umumnya
Posted by setetes.embunpagi at 19:54 0 comments
Labels: dimasa dimana semuanya berbaur
Wednesday, 12 August 2009
Tak lg sama artinya
Meskipun hitam dapat jua diartikan bukan merah...
Ketika pelangi berarti biasan cahaya yg penuh warna
Maka pelangi pun dapat diartikan bukan awan...
Lalu apa yg kurasa saat ini...
Bila semua hal dapat diartikan..
Meskipun semua benda mempunyai makna
Tapi apa yang kurasa saat ini..
Tak terdefinisikan...
Karena apabila ini adalah suatu warna...
Ia bisa jadi merah, jingga, kuning, hijau, biru, nila, dan ungu..
Ia bisa juga hitam... juga bisa putih..
Bahkan bisa jadi abu-abu...
Lalu sebenarnya apakah ini..
Tak lagi terdengar irama apabila ini adalah suara alunan musik
Tiada lagi gerak apabila itu sebuah tari
Terbersit sesuatu dihatiku...
Bahwa ini tak bisa lagi tersentuh oleh memori
Sebab kini ia sudah tak berwujud lagi..
Posted by setetes.embunpagi at 02:51 0 comments
Labels: pada suatu ketika...
a little thing
A little thing
Up... And down
This is my feel right now
Moody??
Not realy..
I need take e depth breath
To give a space in my mind
I missing something
Just a little thing
But I must to have,,,
Since it’s very important for me...
In order that I get think clearly in this condition...
Posted by setetes.embunpagi at 02:43 0 comments
Labels: disudut kala ini
Thursday, 30 July 2009
tiTik TerAnG
Ia mengerjap sejenak karna silau mentari pagi itu
Ia tak lagi mampu tuk menatap hari
Tak lagi kuat tuk berdiri
Bahkan tak kuasa tuk hanya sekedar mengerahkan tenaga tuk bangun dari rasa rindu itu
Tapi setitik asa itu muncul dari dasar hati..
Ia sadar bahwa ia tak sendiri
Ia mengerti bahwa akan ada cerita indah di sana yg pantas tuk dikenang hingga nanti
Ia paham bahwa banyak kebahagiaan yg menanti
Bahkan sejak ia membuka gerbang....
Gerbang hati yg terkunci
di malam gelap berkabut..
Posted by setetes.embunpagi at 22:08 0 comments
Tuesday, 2 June 2009
tak lebih dari..
itu hanya..
itu tak lebih dari..
tapi karena rintik hujan
dapat damaikan hati yang galau...
terima kasih hujan....
hanya itu yg dpt ku katakan...
Posted by setetes.embunpagi at 20:10 1 comments
Thursday, 2 April 2009
bahagia oleh mimpi???
seperti nyata.... rasa bahagia itu bner2 bisa kurasakan hingga ku terbangun...
hah...rasany pengen tdr lg biar mimpi itu berlanjut...
bener2 seperti nyata... hidup...
sempet ga percaya..unbelieved...
tp td malam kebahagiaan itu hadir...
(kenapa ya?)
ada apa dgn diriku....
apakh semua itu benar...
taukah senja bahwa ia menyibak kabut dimalam hari...
ooohhh
aku...
ah ga tau ...
pusing,,,
seneng...
bingung,,,
Posted by setetes.embunpagi at 23:04 0 comments
Wednesday, 1 April 2009
Sebuah untaian kata tuk mengenang hari ‘aneh’ ini
Menyempatkan tuk kirimkan seberkas paket kasih sayang tuk obati rasa rindu dan sebagai bentuk perhatian di hari ‘keramat’ ini
Maaf, tak bisa kuhadirkan ragaku tuk mendukungmu menempuh seleksi, my little sister
Maaf tak bisa melihat dan mendukung perjuanganmu tuk mencapai pintu gerbang masa depan, my little brother…
Maaf harus melewatkan peristiwa-peristiwa penting…
Tapi kuhadirkan jiwa tuk iringi setiap langkah dan peristiwa melalui untaian doa
Tuk abie, ibu, sony, dan salsa…
Serta…
Pada ‘mereka’ sebagai pelaku-pelaku yang telah membuat hari-hariku menjadi serba aneh belakangan ini..
Membuatku ‘sedikit’ tak dapat berkonsentrasi tuk menyiapkan diri menghadapi kuis dan hari-hari kuliah… ( sedikit sok rajin)
Rasanya mulai senin,
Aku tak diberi kesempatan tuk hirup udara dengan tenang…
Membuat tidurku menjadi tidak nyenyak…
Namun, karena ‘pertolongan’ mbk-mbk kos pada diriku
Dengan menghadirkan lelucon-lelucon yang dilontarkan bergantian
Membuat ku sedikit nyaman tuk melangkah
Meskipun…
Sedari pagi bahkan hingga hari berganti pun,
Tetap merasakan aura-aura tidak mengenakkan hati…
Membuat serba salah tuk berbuat sesuatu
Dan ternyata semua berkomplotan membuat skenario
Yang mulai dimainkan dengan apik oleh para anggota LT (yang juga tergabung pada id teater psikologi UNS)
Tapi aku agak sadar pada kejanggalan situasi itu…
Kuikuti saja alur permainan mereka
Bahkan aku pun sempat berkata bahwa aku sudah melapor pada polisi tentang kasus kehilangan yang ku alami ( padahal itu pun hanya rekayasa semata )
Dan tetap mereka tidak mau mengakui…
Permainan pun berlanjut…
Pada saat seharusnya jam latihan sudah mulai berakhir…
Justru meditasi baru dilakukan…
Dan suara my coach,
Sedikit berbeda dari biasanya
Ada getar-getar aneh seperti menahan ketawa
Seingatku biasanya sewaktu meditasi suara dari pelatih sangat jarang
Karena memberikan kesempatan bagi kami untuk mengatur alur pikiran dan hati
Tuk berimajinasi
Tuk mengonsentrasikan pada suatu hal…
Terdengar mulai janggal..
Karena pelatihku memberi banyak instruksi dalam waktu relatif cepat (seperti ingin mengejar waktu) pada sebuah meditasi
Taraaaa…
Byur… Pak…
Bunyi kantong plastik berisi air mengenai badanku
Dan air-air yang berada di dalamnya membasahi seluruh tubuhku
Membuatku sedikit menggigil
Padahal aku pun tidak membawa jaket…
Dan kemudian adegan mengolesi krim kue tart mulai terjadi di antara kami…
Penderitaanku tak cukup sampai di situ…
Tapi…
Skenario lainnya pun mulai terbuka tabirnya…
Yang sejak hari senin mulai dimainkan…
Membuat ku
SURPRISE…
Karena ku kira
Semua akan berantakan…
Garing…
Konyol…
Tapi pada akhirnya
Jiwa bersyukur pada-Nya
Yang telah mempertemukan diriku
Dengan mereka…
Terima kasih untuk semua…
Takkan terlupa memoar-memoar yang kalian sematkan di hari ini…
Posted by setetes.embunpagi at 03:09 4 comments
Labels: (sedikit kisah tentang dinamika hari yang takkan terlupakan)
Monday, 30 March 2009
20
Sudah tidak lagi melewati jalan hidup selurus angka 1
Ada belokan pada sebuah angka 2
Begitu juga pada kehidupan …
Semakin banyak hal-hal kompleks dalam hidup yang terus menunggu untuk dipecahkan
Waktu terus berjalan tanpa bisa kita minta untuk menunggu kesiapan
Ada hal yang terus berkesinambungan dalam hidup kita sebagai sebuah siklus yang tak pernah putus
Itu lah angka 0
Tapi kenapa warna hidup menuju angka 20 tak cerah seperti pelangi?
Kenapa aku mencium aroma pesimis, ragu, dan ketidaktetapan?
Kenapa beberapa hari belakangan justru aku mencium kesemrawutan yang tiada henti?
Ada apa dengan diriku?
Tiba-tiba aku teringat akan sesuatu hal…
Semoga itu hanya ilusi belaka yang hanya akan sepintas lalu terlewat
Pun tiba-tiba aku jadi ingin pulang
Mensyukuri pada apa yang telah ku lewati bersama mereka
Tak apa
Karena hidup tak cukup hanya direnungi tapi juga harus dijalani
Tapi…
Ada beberapa hal yang terjadi dalam kurun waktu belakangan ini,,,
Yang membuat sisi kapal itu oleng…
Kegelisahan ini mengiringi jalan perginya kapal menuju dermaga
Sebuah tempat yang penuh kesejukan dan kedamaian abadi…
Sang Khalik tengah menegurku…
Menempatkan diriku pada kondisi saat ini
Agar aku lebih banyak belajar dari alam…
(31 Maret 2009)
Posted by setetes.embunpagi at 19:04 1 comments
Labels: (31 Maret 2009)
Pertanyaan pada hati
Namun, jika sebuah hati tersebut diselubungi oleh segala bentuk tingkah laku kita, akankah tetap mejalankan tugasnya dengan baik?
Apakah bila kita mencoba mengingkari pesan yang ingin disampaikan oleh hati, ia akan tetap berperan dengan baik?
Berada di antara kegamangan untuk memutuskan mengikuti antara pesan yang disampaikan melalui hati dan melalui otak itu sungguh tidak menyenangkan
Jika jiwa tidak berpijak pada bumi, apakah yang bisa dilakukan oleh hati?
(kenapa beberapa postingan terakhirku kali ini sering menggunakan kalimat tanya ya?)
Posted by setetes.embunpagi at 19:00 0 comments
Labels: (lagi…lagi… sebuah pertanyaan konyol yang terbersit sejenak)
Tuesday, 24 March 2009
Keberadaan dalam diam
Jengah pada apa yg dirasakan oleh partikel-partikel sukma
Bergerak… tapi ternyata diam
Ada lebih banyak kata-kata dalam diam
Dan…
Diam bukan berarti tiada
Berbicara tak dapat diartikan ada
Banyak kata yang tersampaikan dalam sebuah kebisuan
Sebagai bentuk dari sebuah ketegaran jiwa
Bila rintik hujan tertahan pada sebuah daun
Kemudian dijatuhkan olehnya ke bumi
Maka kemudian tetesan itu meresap
Dan kembali pada pohon melali bagian akar yang menjulur di dalam tanah
Kehadiran tak terlihat dari sekedar pilihan membisu atau bicara
Tapi pada proses memaknai yang tak kunjung usai…
Posted by setetes.embunpagi at 01:27 1 comments
Labels: (pada sebuah cipta, dan karsa yang belum terdefinisikan pada suatu waktu yang tak diketahui….), rasa
ada apa dengan Original soundtrack AADC?
Masih inget ga dengan film ada apa dengan cinta?
Tergambar dengan jelas, bahwa film itu menggebrak roh perfilman Indonesia dari mati suri
Lagu-lagunya pun membangunkan jagad musiek Indonesia
Adanya perasaan yang ingin kembali membuka sedikit ‘cerita’ di dalamnya # kenangan mode on
Perasaan ingin flash back kembali muncul saat grup teater ku memasukkan lagu DENTING dan SUARA HATI SEORANG KEKASIH
Eh baru aj (minggu pagi tgl 22) aku liat video klip nya Ada Apa Dengan Cinta…. Yang aku rasakan masih punya sense tersendiri…
Masih inget juga karena ibu ku tahu banget aku seneng lagu2 itu maka aku pun dibelikan kasetnya pas hari ultahku…
Tapi kaset itu ga berumur panjang karena saking cintanya aku hingga kerap memutar kaset itu dan membuat pita kasetnya putus… hiks…
Cerita yang ada di seputar kenangan pada film dan lagu itu hanya akan tetap pada porsinya tanpa ingin aku hilangkan…
Karna yang membuat kita seperti sekarang ini, tak lepas dari peranan ‘jalan’ yang telah kita lewati…
Nb: postingan ini hanya sekedar omongan yang tak perlu Anda rekam dalam memori otak karena hanya akan menjadikan space yang tersedia terpakai sia-sia… (@_@)
Posted by setetes.embunpagi at 01:23 0 comments
Labels: (saat kenangan tersentuh oleh jemari kehidupan saat ini..)
Monday, 9 March 2009
Ekspresi di pertemuan dunia maya?
Pernah terbayangkah di benak kalian semua… terutama bagi kalian yang senang berselancar di dunia maya..
Entah itu chatting, pengguna friendster, facebook, dan semua aneka ragam fasilitas pertemuan di dunia maya…
Membayangkan bagaimana sebenarnya EKSPRESI temen-temen kita di ujung sana…
Mungkin yang bisa tatap muka lewat web cam, or fasilitas 3G hal seperti itu tidak menjadi masalah…
Tapi bagaimana dengan yang tidak?
Adakah di dalam diri kalian ingin mengetahui bagaimana bentuk ekspresi wajah mereka?
Lagi senang, bosan, sedih, kecewa, terkejut, takut, dll…
Apakah simbol-simbol emotion yang kerap kita gunakan sebagai pengganti emosi kita dapat sesuai dengan apa yang kita rasakan?
Tidak kah kita ingin mengetahui apakah kita diterima dengan hangat atau dingin saat percakapan itu terjadi..?
Adakah salah persepsi yang sering terjadi dalam bentuk percakapan pada dunia maya dan sms yang kita kirim?
Sejauh mana dampak yang kita rasakan pada hubungan antar manusia di dunia nyata?
Pertanyaan-pertanyaan itu berkutat di kepala ku setelah melihat suatu tayangan …
Bagaimana bila hal itu terus terjadi?
Apakah kita akan lupa bagaimana caranya mengekspresikan perasaan kita lewat wajah saat kita berbicara dengan orang lain?
Pertanyaan ku di atas kurang kerjaan banget ya,,,
Atau terlalu aneh untuk menanyakan hal seperti itu di era yg global ini… di zaman yg hampir keseluruhan segi dan sudut kehidupan diiringi dengan perkembangan elektronik dan dunia maya?
Apakah kelak pamor dari fasilitas komunikasi di dunia maya ini juga karena pengaruh kurangnya keinginan dalam diri manusia untuk mengetahui ekspresi lawan bicaranya secara langsung?
*kok lagi-lagi nanya ya?* (mang siapa yg mau jawab?)
Ini Cuma sekedar pertanyaan konyol yang aneh bin ajaib…
Posted by setetes.embunpagi at 03:59 4 comments
Labels: (saat keisengan jiwa mulai muncul setelah melihat suatu tayangan, )
Terjebak dalam mindset yang kubuat..
Kenapa sesuatu itu harus terjadi tiba2…
Adany perubahan rencana yg sedikit mendadak membuat sedikit ‘kaget’ dengan keharusan utk menunggu…
Tak ada kabar.. Bahwa jam keberangkatan ‘sedikit’ bergeser
Kerap kali aku biasa menunggu dengan semua persediaan kesabaran yang aku miliki…
Pun sebenarnya sedari pagi aku telah menunggu…
Datang dengan penuh keyakinan bahwa semua akan berjalan on time…
Sebagai pihak yang menunggu pihak-pihak lain yang terlibat, aku menyusuri dunia maya…
Tak lama karena kemudian aku lebih memilih untuk ‘hanya’ diam
Dan nampaknya aku diharuskan untuk kembali menunggu
Tapi kali ini aku sedikit jengkel pada diriku sendiri.. kenapa aku harus datang on time..
Tak apalah fikir ku… mungkin ‘hanya’ setengah jam…
Tapi ternyata yang terjadi aku diharuskan oleh sebuah situasi dan kondisi untuk menunggu ‘sebentar’ (lagi)…
Semenit,,, dua menit,,, tiga menit,,,
Akhirnya datang juga ,,
Awalnya aku ingin menikmati event tsb…
Tapi yang ada adalah kebalikannya…
Terlalu subjektif… ? Tidak memaklumi apa yang sebenarnya terjadi...?
Mungkin aku sedang sedikit letih dan tidak enak badan…
Sehingga semuanya jadi serba terbawa oleh perasaan…
Dan tidak sedikit pun mencampurkan sedikit logika untuk memahami keadaan…
Padahal biasanya aku ‘mencoba’ memahami sebuah situasi…
Jadi sebenarnya menempatkan sebuah perasaan kecewa dan kesal karena adanya sedikit perubahan saat itu, aku akui sangat tidak tepat… Sebenarnya yang membuat situasi itu menjadi sedikit tidak nyaman, tidak lepas, dan tidak meng-enakkan adalah diriku sendiri… Karena aku sudah membuat setting sedemikian rupa sehingga menurutku event itu tidak membuat nyaman pihak-pihak yang terlibat… Mindset yang aku buat telah banyak merugikan banyak pihak… Dan padahal sebenarnya aku pun masih sering membuat orang untuk menunggu…. Mungkin karena ketika itu logika ku benar-benar tidak jalan ( memangnya aku pernah make logika ya?) untuk berusaha mengkonfirmasi pada apa yang telah terjadi…
Berbicara tentang mindset…
Ternyata kekuatan mindset sangat besar pengaruhnya bagi diri sendiri (terutama) dan bagi orang lain (pada umumnya)… Jika mindset yang kita tanam itu bernilai positif secara tidak langsung hal tersebut juga akan memancarkan energi positif pada orang lain dan pada semesta.. Kenapa aku membawa semesta? Karena kita hidup bersama alam… Dan jika kita memiliki mindset yang positif maka semesta pun akan mendukung. Yang lebih dikenal dengan mestakung (semesta mendukung)…. Tentang mindset ini aku terinspirasi oleh buku yang berjudul Anda Luar Biasa yang ditulis oleh Eni Kusuma..
Aku sudah terlalu banyak menulis hal-hal yag tidak jelas… Sepertinya postingan ini sebaiknya aku sudahi saja daripada aku ngelantur ke mana-mana tanpa tujuan,,,
Sekedar tambahan :
Maaf pada mereka yang telah kupaksa masuk dengan situasi yang tidak nyaman…
Posted by setetes.embunpagi at 03:56 1 comments
Tuesday, 3 March 2009
Tak lagi menggelinding?
Yang turun dari puncak ketinggian hati menuju dasar jiwa
Karena sebuah gerakan tiba-tiba yang mengusik ketenangan sebuah puncak bersalju tebal
Namun ia menggelinding sedemikian rupa
Semakin cepat… cepat… dan teramat cepat..
Hingga sulit dikendalikan…
Mulanya kecil dan tak berarti
Tapi kemudian dalam hitungan detik
Ia semakin besar,,, besar,,, dan sangat besar,,,
Membuat orang yang berada dari kejauhan
dapat semakin melihat bentuk dan wujud dari bola salju tersebut..
Tapi kemudian…
Tarrrr….
Ia pun terbentur pada suatu benda yang sangat besar,, dan kokoh..
Membuat ia pecah menjadi beberapa bagian…
Akhirnya…
Bola salju itu tak lagi membahayakan orang yang berada di depannya
Akhirnya…
Semua getaran akibat bola salju yang menggelinding begitu cepat itu sudah tak lagi terasa
Cemas dan gelisah pun lenyap…
Pun pada akhirnya ia kembali pada sebuah situasi tenang
Dan kembali menjadi titik-titik salju…
Posted by setetes.embunpagi at 01:40 2 comments
Monday, 26 January 2009
Sebuah cerita fiksi yang hidup pada jiwaku
Va’ dove ti porta il cuore
(Pergilah ke Mana Hati Membawamu)
Dan kelak, di saat begitu banyak jalan
Terbentang di hadapanmu
Dan kau tak tahu jalan mana yang harus
Kau ambil, janganlah memilinya dengan
Asal saja, tetapi duduklah dan
Tunggulah sesaat. Tariklah nafas
Dalam-dalam, dengan penuh kepercayaan,
Seperti saat kau bernafas di hari pertamamu di dunia ini.
Jangan biarkan apa pun mengalihkan
Perhatianmu, tunggulah dan tunggulah
Lebih lama lagi. Berdiam dirilah, tetap hening,
Dan dengarkanlah hatimu.
Lalu, ketika hati itu bicara, beranjaklah,
Dan pergilah ke mana hati membawamu…
Ada yang tidak berubah dalam kehidupan seorang perempuan sejak dulu.
Penghayatan atas kehidupan dan cinta, pengetahuan masa lalu, dan pemahaman diri sendiri.
Semua ini akan membuat kehidupan perempuan sarat makna.
Itulah cuplikan sekilas mengenai sebuah buku fiksi yang baru ku baca. Ketika mengawali membaca buku ini banyak alur yang tidak kupahami karena alur yang digunakan adalah alur maju mundur seperti yang dituturkan pada kata pengantar. Banyak gaya bahasa yang tak kumengerti. Namun semakin jauh aku membaca semakin ku mengetahui arah dari awal cerita itu bergerak ke mana. Sungguh pada awalnya aku males-malesan buat membaca buku tersebut karena sepertinya harus mempunyai waktu khusus untuk mencerna perjalanan yang ingin dikemukakan penulisnya. Namun semakin lama aku semakin penasaran ke mana tujuan akhir yang dikisahkan pada buku tersebut. Rasanya puas menaklukan suatu buku yang “kebetulan” tersentuh oleh jemariku yang digerakkan oleh hati pada sebuah pameran.
Sebuah karya sastra Italia yang tak sengaja ku baca ini benar-benar membuatku seperti hidup di dalamnya. Novel yang bener-bener “perempuan” banget… Mengupas jiwa perempuan secara jujur, intim, terbuka, dan apa adanya. Dari sisi ketakutan yang ada pada dalam jiwa perempuan hingga kekuatan yang membuat perempuan mampu bertahan di antara berbagai pilihan hidup. Bukan hanya karena sekedar kebanyakan tokoh yang dikupas kehidupannya adalah perempuan tapi juga karena nuansanya yang begitu “dalam” yang mengisyaratkan aura kehidupan perempuan yang begitu mendalam dan luas.
Karena jiwa perempuan di dalam buku ini dikupas dari berbagai sisi, sehingga aku merasa mendapat pembelajaran yang berharga dari sebuah cerita fiksi. Jadi, bagiku banyak hal yang bisa kupelajari dari sini…… Tapi aku juga takut tidak bisa mengamalkannya.
Di sini dikatakan bahwa bila kita ingin menilai orang lain, maka sebaiknya kita memakai terlebih dahulu “sepatunya” dalam 3 bulan. If you want to judge him, you must stand up on his shoes. Itu semua agar kita memahami motivasi, perasaan, serta apa yang menggerakkan seseorang melakukan sesuatu bukan yang lainnya.
Sebelumnya aku pun pernah membaca kata-kata yang kurang lebih seperti itu pada buku yang lain. Mungkin ini yang membuatku tak bisa untuk amat sangat membenci seseorang tanpa alasan yang rasional dalam kurun waktu yang lama. Padahal mungkin sifat ini bisa akan jadi bumerang buatku.
Kembali ke buku ini, aku merasakan buku ini punya jiwa meski bukan makhluk hidup. Karena adanya sisipan gagasan filsafat yang begitu indah sehingga tidak dapat dipisahkan dari isi ceritanya itu sendiri. Memberikan sentuhan yang membuat buku ini lebih dari sekedar cerita fiksi yang “kosong”.
Ah… Andai aku bisa menulis sebuah cerita, mungkinkah bisa seindah apa yang kubaca ini? Sayang aku sendiri masih belum mampu untuk menulis sebuah cerita dari sebuah serpihan hidup…
Posted by setetes.embunpagi at 05:19 3 comments
Tuesday, 20 January 2009
Firasat hati...
Inikah firasat itu…
Pada senja hari yang dingin…
Perasaan itu kembali menyergap…
Setelah jiwa terjaga dari tidur lelap menanti reda hujan petang itu
Kenapa jiwa tak mengikuti ke mana hati membawanya
Kenapa jiwa tak dengarkan bisikan peringatan hati kecilnya..
Kenapa jiwa selalu mengikuti keegoisan dirinya..
Kenapa jiwa terpedaya oleh bahagia semu
Inikah peringatan
Agar kelak kubiarkan hatilah yang menuntun
Kemana kaki ku kan melangkah..
Ya… lebih baik seperti itu…
Agar tak ada lagi sesal yang melingkupi jiwa
Hingga ia tak lagi terkurung dalam sedih
Dan kembali memancarkan kehangatan yang keluar dari hatinya…
Posted by setetes.embunpagi at 17:21 1 comments
Labels: (saathati menuntunnya tuk tak lagi menyentuh senja yang kelam)
Seketika berbeda,,
Di hari penantian sebelum jiwa terbang
Pintu menuju beranda itu dibuka olehnya
Putih…
Warna kabut yang mengelilingi dirinya saat itu..
Ada apa..
Batinnya penuh tanya,,
Tak biasa aku melihat cuaca pagi yang seperti ini…
Begitu pikirnya
Cukup lama ia menatap situasi di sekelilingnya…
Sendiri,,
Ia nikmati itu semua…
Hingga ia sadar bahwa tak ada yang lebih baik
Selain berpaling sejenak
menghindari keriuhan situasi di luar ,,
Pada keadaan berkabut seperti ini..
Ia butuhkan waktu tuk menghirup udara segar..
Agar jiwanya tak semakin sesak oleh keruhnya udara yang selama ini ia hirup
Agar jiwa kembali berani berharap akan hadirnya pagi yang cerah
Bukan seperti pagi saat ini…
Kelam..
Berkabut…
Dan dingin..
Posted by setetes.embunpagi at 17:18 0 comments
Labels: (saatsebuah perasaan berputar begitu cepat seiring berputarnya bumi pada porosnya)