Sampailah jiwa pada kaki gunung
Setelah pendakiannya mencari asa di perbatasan antara langit dan bumi
Ia pun duduk dalam diam
Tuk mencuri sehela nafas dalam kesesakan jiwanya
Dirasa cukup olehnya maka ia pun kembali menapaki jalan setapak dengan perlahan
Tak lama ia merasa pandangannya kian kabur
Oleh kabut yang dihembuskan angin pada segala arah kehidupan
Tetap tak dapat menangkap apapun pada penglihatannya
Meskipun mentari saat itu tepat di atas kepala
Namun tetap tak dapat kulihat apapun di sana
Karena kabut pun telah halangi sinar mentari yang ingin terus berpendar
Ia hanya bisa terdiam pada satu titik di dalam jiwanya
Takut untuk melangkah ke depan, bergeser ke samping, juga mundur
Ia terus menoleh pada setiap arah berusaha mencari cahaya
Ia terus pertajam pendengarannya tuk berusaha mencari suara pertanda kehidupan di sana
Akhirnya ia mendengar suara gemericik air di sudut sana
Namun ia ragu arah asalnya suara itu
Ia hanya bisa kembali terdiam
Hingga sampai pada waktu tak ada lagi mentari
pada suatu langit yang beranjak sore
Monday, 1 December 2008
Tersudut dalam kabut
Posted by setetes.embunpagi at 21:26
Labels: sesaat sebelum jiwa tersadar
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 comments:
Post a Comment